Buku-Buku Yang Menjadi Obat untuk Kesehatan Mental
Aku selalu percaya bahwa buku memiliki kekuatan untuk menyembuhkan. Dalam masa-masa sulit, aku menemukan pelipur lara dalam lembaran-lembaran buku. Kata-kata yang dirangkai oleh para penulis hebat membantuku memahami perasaan sendiri, menerima masa lalu, dan melihat masa depan dengan lebih optimis. Jika kamu sedang mencari bacaan yang bisa menjadi healing atau obat bagi kesehatan mentalmu, berikut adalah beberapa buku dari Indonesia yang patut dibaca.
1. "Laut Bercerita" – Leila S. Chudori
Aku pertama kali membaca "Laut Bercerita" di saat hidup terasa penuh ketidakpastian. Novel ini bercerita tentang seorang aktivis yang mengalami kehilangan dan penderitaan selama masa Orde Baru. Melalui narasi yang puitis dan penuh emosi, buku ini mengajarkan tentang kehilangan, duka, dan bagaimana cara menghadapi kenyataan pahit. Meskipun kisahnya berat, ada kehangatan di dalamnya yang membantuku berdamai dengan luka-luka sendiri.
2. "Filosofi Teras" – Henry Manampiring
Ketika aku merasa kewalahan dengan kehidupan, "Filosofi Teras" menjadi penyelamat. Buku ini memperkenalkan filsafat Stoisisme dengan cara yang ringan dan mudah dipahami. Aku belajar untuk menerima hal-hal yang berada di luar kendaliku, berfokus pada hal yang bisa aku kontrol, dan melihat masalah dari sudut pandang yang lebih bijaksana. Jika kamu sering merasa cemas atau overthinking, buku ini adalah bacaan yang tepat untukmu.
3. "Sabtu Bersama Bapak" – Adhitya Mulya
Aku membaca "Sabtu Bersama Bapak" saat merasa kehilangan figur ayah dalam hidupku. Buku ini mengisahkan seorang ayah yang menyiapkan video-video untuk anak-anaknya sebelum ia meninggal, sebagai bentuk pelajaran hidup yang bisa mereka bawa hingga dewasa. Kisahnya menghangatkan hati dan mengajarkan tentang cinta tanpa syarat, pentingnya keluarga, dan bagaimana melanjutkan hidup meskipun kita telah kehilangan orang yang kita cintai.
![]() |
Sumber gambar : detik.com |
4. "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" – Marchella FP
Ada saat-saat di mana aku merasa terjebak dalam beban emosi yang sulit kuungkapkan. Buku "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" memberikan perasaan seolah-olah aku sedang berbicara dengan seorang sahabat yang memahami setiap luka dan kegelisahanku. Kata-katanya sederhana, tetapi memiliki makna yang dalam. Buku ini mengajarkanku untuk lebih menghargai perjalanan hidup, baik suka maupun duka.
5. "Berani Tidak Disukai" – Ichiro Kishimi & Fumitake Koga
Buku ini memang bukan ditulis oleh penulis Indonesia, tetapi pengaruhnya di Indonesia begitu besar. Aku membacanya ketika merasa tidak cukup baik dan terlalu sering mencoba menyenangkan orang lain. Melalui ajaran filsafat Adlerian, buku ini membantuku memahami bahwa kebahagiaan terletak pada keberanian untuk menjalani hidup sesuai dengan diri sendiri, bukan berdasarkan ekspektasi orang lain.
6. "Home" – Windy Ariestanty
Saat aku mulai merasa bahwa dunia terlalu luas dan tidak ada tempat untukku, "Home" datang seperti pelukan hangat. Buku ini adalah kumpulan cerita perjalanan yang penuh dengan refleksi tentang makna rumah, pencarian jati diri, dan betapa pentingnya menemukan tempat di mana kita bisa benar-benar menjadi diri sendiri. Bacaan ini cocok untukmu yang merasa gelisah dengan ketidakpastian hidup dan mencari kenyamanan dalam perjalananmu sendiri.
Buku sebagai Teman dalam Proses Penyembuhan
Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk menyembuhkan diri, dan bagiku, membaca adalah salah satunya. Buku-buku ini bukan hanya sekadar bacaan, tetapi teman yang memahami, memberi nasihat, dan menemani perjalanan penyembuhan mental. Jika kamu sedang mencari pelipur lara, cobalah membaca salah satu dari daftar ini. Mungkin, seperti aku, kamu juga akan menemukan ketenangan di dalamnya.
Buku apa yang pernah membantumu melewati masa sulit? Bagikan kisahmu, karena siapa tahu, cerita kita bisa menjadi obat bagi orang lain juga.
Comments
Post a Comment